Salah satu tindak pidana yang marak terjadi dan sangat meresahkan masyarakat di wilayah Kota Bekasi adalah tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Tindak pidana pencurian dengan kekerasan sendiri biasanya dilatarbelakangi oleh keadaan hidup pelaku sehari-hari, misalnya keadaan ekonomi atau tingkat pendapatannya yang tergolong rendah sehingga tidak dapat memenuhi biaya kebutuhan hidup serta dipengaruhi oleh tingkat pergaulan dan pendidikan yang rendah. Akibat dari tindak pidana pencurian dengan kekerasan ini selain hilangnya harta juga menyebabkan luka dan matinya orang. Atas dasar itulah maka permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah motif dan modus yang digunakan pelaku tindak pidana dengan kekerasan serta penerapan sanksinya khususnya pada Putusan Nomor 1686/Pid.B/2017/PN.Bks. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis-normatif pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa motif dan modus yang digunakan dengan cara berpura-pura bertanya pada korban dan dengan modus acak (random).