Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat bebas untuk melakukan suatu perjanjian dengan siapa saja. Pembuatan isi perjanjian yang dilakukan oleh para pihak tersebut harus memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian yang telah ditentukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yakni Pasal 1320. Tetapi dalam praktiknya para pihak banyak yang tidak melaksanakan sesuai dengan isi perjanjian yang telah mereka sepakati sebelumnya sehingga perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Dengan alasan tersebut, untuk melakukan penelitian ini penulis membahas mengenai pembatalan akta perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah akibat wanprestasi di mana salah satu pihak tidak dapat menyerahkan asli sertifikat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Permasalahan dalam skripsi ini, mengenai terjadinya pembatalan perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah akibat wanprestasi dan pertimbangan hukum hakim dalam Putusan No. 667/Pdt.G/2018/PN.Bks tentang pembatalan perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah akibat wanprestasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, pendekatan penelitian berdasarkan dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, pendekatan konseptual dan pendekatan perbandingan sedangkan teknik pengumpulan datanya terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier untuk mendapatkan kesimpulan dari penyebab terjadinya pembatalan perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah yang dilakukan oleh para pihak dan pertimbangan hukum hakim dalam Putusan No. 667/Pdt.G/2018/PN.Bks yang menyatakan bahwa perjanjian tersebut batal karena salah satu pihak telah terbukti secara sah tidak memenuhi prestasinya sesuai dengan isi perjanjian yang mereka sepakati.