Transportasi udara merupakan salah satu alternatif transportasi yang murah, cepat dan sangat diharapkan oleh masyarakat dan pemerintah pusat maupun setempat. Namun salah satu penunjang beragam kegiatan masyarakat adalah melalui peningkatan infrastruktur perhubungan udara dan penyempurnaan beberapa fasilitas pada sektor perhubungan lainnya. Khususnya pada Bandar Udara Arung Palakka-Bone yang diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih baik serta mendorong masyarakat untuk melakukan pergerakan yang lebih tinggi. Pada tahun 2018, bandar udara ini hanya dapat dilalui oleh pesawat yang berkapasitas 12 orang dengan volume keberangkatan 5 kali dalam seminggu. Pergantian jenis pesawat yang beroperasi sangat mempengaruhi daya dukung perkerasan eksisting bandar udara. Untuk itu melalui tugas akhir ini, penulis akan melakukan analisa daya dukung atau kekuatan perkerasan eksisting terhadap pesawat rencana yang akan beroperasi nantinya. Dalam tugas akhir ini, untuk mengevaluasi perkerasaan eksisting perkerasan Bandar Udara Arung Palakka menggunakan metode FAA (aplikasi FAARFIELD dengan aplikasi COMFAA). Pesawat rencana yang digunakan yaitu ATR 72-600 dan Embraer 195. Berdasarkan KP 93 Tahun 2015, perhitungan Pavement Classification Number (PCN) menggunakan 2 metode yaitu metode klasik dan metode FAA dengan CBR subgrade 6%. Dari hasil analisis penulis mengunakan hanya metode FAA yaitu aplikasi FAARFIELD dan aplikasi COMFAA agar ACN dan PCN dapat dihitung.