Kepemilikan senjata api ilegal di masyarakat mengalami peningkatan dalam kurun waktu yang signifikan. Senjata api ini berasal dari berbagai negara di dunia, mulai dari area konflik ataupun perdagangan bebas dalam pasar gelap. Senjata api ilegal ini di produksi pabrik-pabrik yang dimiliki oleh negara maupun swasta. Salah satu jenis produk senjatanya adalah AK-56 dan AR-15 yang akan digunakan oleh para tersangka dalam putusan 1909/PID.SUS/2016. Kedua jenis senjata tersebut digunakan sebagai alat dalam penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kajhu Aceh. Dalam hal ini para tersangka telah melanggar Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951. Akan tetapi senjata-senjata tersebut urung digunakan karena para tersangka telah ditangkap sebelum adanya penyerangan terhadap Lapas tersebut di mulai. Penulis memiliki Rumusan masalah Apa saja faktor-faktor penyebab kepemilikan senjata api ilegal. Serta bagaimana penerapan sanksi bagi terdakwa. Penulis menggunakan metode kualitatif normatif, dan penulis melakukan penelitian langsung ke Mabes Polri sebagai faktor pendukung dalam penulisan ini. Penulis memiliki saran berupa, penambahan sarana, prasarana dan aparat dalam pengawasan, pengendalian, pemberantasan senjata api ilegal serta memperkuat kerja sama antar lembaga pemerintah dalam bidang keamanan ketertiban masyarakat.