Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah serat nilon sebagai subtitusi agregat halus terhadap kuat tekan beton. Kuat tekan beton rencana adalah Fc 20 MPa atau setara K-250 dengan faktor air semen rencana sebesar 0,43. Variasi penggunaan limbah serat nilon sebagai subtitusi agregat halus (pasir) adalah 0%, 2% dan 3%. Masing-masing variasi benda uji dibuat 9 buah sampel silinder. Pengujian benda uji dilakukan saat benda uji mencapai umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari dengan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Untuk masing-masing umur pengujian dilakukan pengujian 3 buah sampel silinder untuk kemudian diambil nilai rata-rata. Hasil pengujian di Laboratorium Universitas Krisnadwipayana Jakarta dengan umur beton 28 hari untuk Beton Normal Fc 20 sebesar 19,50 MPa, variasi subtitusi 1 (2%) sebesar 17,56 MPa, variasi subtitusi 2 (3%) sebesar 16,30 MPa. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa kekuatan silinder beton pada umur 28 hari menurun seiring dengan meningkatnya presentase subtitusi limbah serat nilon, namun untuk Beton Normal Fc 20 cenderung mendekati kuat tekan rencana awal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah limbah serat nilon tidak dapat menambah kuat tekan beton normal, namun limbah serat nilon dapat menjadi alternatif bahan tambah untuk beton karena dapat mengurangi limbah yang menumpuk dan tidak dapat diuraikan oleh tanah dan limbah serat nilon dapat memberikan keuntungan bagi produsen karena menghemat biaya dengan menggantikan pasir sebagai bahan utama beton.